Copas dari FB Hery Santoso
27 Maret 2020
Saya M, usia 33 thn, saat ini sedang diisolasi di Wisma Atlet bersama suami saya, W, 35 thn. Status suami adalah PDP, bermula dari operasi gigi bungsu tgl 14 Maret 2020.
Gigi bengkak dan sakit, disertai demam. Kemudian sakit maag dan keluar bintik merah, tidak ada batuk, pilek atau sesak napas sampai hari ini. Juga tidak ada riwayat ke LN selama 1 thn belakangan ini. Tidak bertemu dengan orang dr LN selama 14 hari belakangan ini. Namun demam tidak kunjung turun.
Tgl 20 Maret 2020, atas rujukan dokter IGD, dilakukanlah test darah dan rontgen. Ternyata di paru-paru ada flek dan kami melakukan "self isolation".
Anak-anak dan orang tua kami pindahkan ke rumah saudara. Tgl 23 Maret, karena bintik merah semakin banyak, kami kembali ke RS dan melakukan CT Scan. Hasilnya menunjukkan "crazy paving", lalu kami dirujuk ke RS rujukan untuk covid. Kami sempat ditolak 2 kali. Tidak ada RS yg mau menerima pasien dengan gejala viral (karena dicurigai Covid-19) kecuali penderita sudah swab dan negative.
Akhirnya kami disuruh ke Wisma Atlet. Saya dengan status ODP tanpa gejala boleh pulang. Namun saya memutuskan untuk ikut isolasi karena mempertimbangkan kondisi tempat tinggal yg padat penduduk. Demi menjaga keselamatan seluruh masyarakat di sekitar kami.
Hari ini, tanggal 26 Maret 2020, hari ke 4 kami diisolasi. Saya agak sedih, ya... mendengar pemberitaan di luar yg menyudutkan Pemerintah dan semua staf dokter dan suster serta semua tenaga kerja di sini.
Awalnya memang saya juga panik dan bingung. Saya juga awalnya marah-marah di sini. Tapi saya kembali berdoa kpd Tuhan (saya didampingi oleh penatua gereja by WA dan telp) dan akhirnya bisa berpikir jernih.
Pemerintah sudah sangat membantu dgn mendirikan Wisma Atlet. Semua yg ada di sini FREE. Sekali lagi, Free..., gratis. Yang masuk hari pertama seperti saya, pasti mengalami kondisi kacau-balau. Menurut saya, sih... wajar, karena sebuah tempat yg pada dasarnya bukan instalasi kesehatan, tapi dibuat menjadi tempat isolasi. Tidak mudah dan tidak enteng.
Hari ke 3 sudah ada perkembangan yg signifikan. Selama di sini kami dapat nasi kotak sehari 3 kali dan air minum. Di hari ke 3 dibagi termometer. Apabila demam diberi paracetamol dan vitamin C.
Tapi kami diingatkan untuk membawa barang-barang dan obat-obatan pribadi, ya... Karena di sini adalah isolasi mandiri. Ini yg kurang disosialisasikan oleh pihak "RS Wisma Atlet" ini.
Kami ke sini dengan bayangan bahwa Wisma Atlet menyediakan infus dan obat. Padahal tidak ada, BUKAN TIDAK DIBAGI ya... Jadi memang belum masuk obat-obatan. Tidak seperti yg diberitakan di luar yg katanya "saya dibiarkan, nggak dikasih obat".
Actually, mereka memang belum punya obatnya. Jadi tolong, yg ada uang daripada menimbun masker dan lainnya, mending uangnya buat membantu pemerintah saja.
Di hari ke 3, kita juga mendapatkan snack, isinya kue-kue.
Hari ini, hari ke 4, di kamar sudah didistribusikan dispenser dan aqua galon (merk AQUA 👏👏) Btw, makanan di sini enak lho, ada susu, ada buah, sayur, daging (kayak nasi kotak acara seminar 😊).
Dari hari pertama ke hari ke 4, perkembangannya sudah pesat sekali.
Saya sedih sekali mendengar pemberitaan yg sedikit-sedikit menyudutkan dan menjelek-jelekan pemerintah. Dari pengalaman saya di sini, saya melihat pemerintah sudah maksimal.
Ada berita yg mengatakan "pemerintah tidak siap menghadapi Covid-19" ya, keles... Siapa juga yg siap?? Kita negara dengan penduduk terbanyak no 4 di dunia (kalau tidak salah ya), dan pada susah diatur. Pada saat saya mengantarkan suami saya keliling RS tgl 23 Maret, saya berhenti untuk ke toilet di daerah Cideng. Penuuh..., orang pada lagi ngopi cantik 😑😑😑
Terus, (mereka yg pd ngopi bareng itu) kalau kena Covid, lalu marah-marah ke pemerintah? Situ sehat? Saya sudah WFH dr tgl 16 Maret. Nggak keluar.
Intinya, masyarakat Indonesia yg saya sayangi, STOP deh, menjelek-jelekan pemerintah. Justru kasih bantuan yg berarti. Pemerintah sudah maksimal, kalau kita cuek, bagaimana bisa? Bagi yg bs menyumbang, tolong sumbang. Jangan numpuk masker, jangan nimbun gloves, jangan mborong hand sanitizer lalu disimpan di rumah.
Bagi yg tdk bisa nyumbang apa-apa, TOLONG DIAM DI RUMAH. Jangan ke mana-mana. Covid ini nyata dan benar-benar bisa kena ke kamu. Iya, KAMUU...
Ini negara kita bersama-sama. Kita tinggal, besar, cari makan di sini. Kalau kamu selamat tapi ekonomi lumpuh, tdk ada gunanya juga, kan 🙏🏻
Saya sedih banget, apalagi pas dengar ibunda pak Jokowi baru meninggal. Turut berduka-cita sedalam-dalamnya ya, pak❤
Kemudian saya berdoa dan merenung,
Wisma Atlet itu kalau dibandingkan dgn hotel bintang 5 dan rumah kita, ya kalah jauh laah... Tapi kami di sini, mengisolasi diri, demi keamanan dan keselamatan org-org yg kita sayangi. Sabar dan semangat ya, yg di dalam sini 💪🏻.
Bagi keluarga kami yg di luar sana, plis, jangan membujuk-bujuk kami via telpon, tanya kapan swab? Atau membujuk kami, "kalian keluar aja lah", dll. Alangkah baiknya kami ditenangkan di sini. Kami ini sudah stress di dalam sini. Tak perlu lah presure dr luar. Saya mengalami sendiri pas masuk di sini tuh stress dan bingung, tidak tau mau apa. Puji Tuhan, akhirnya ada yg bisa menenangkan, ingat kembali ke Tuhan. Percayalah ke pemerintah dan positive thinking saja. Bagi yg masih "stay at home", terima kasih ❤🤗, buat yg masih ngongkrong, terus gak penting banget tapi pergi-pergi, Anda dapat salam dr Covid.
Terakhir, saya cuman mau bilang, terima kasih kepada bapak Presiden Jokowi, semua jajaran pemerintah, dokter dan suster. Tidak lupa para aparat TNI dan POLRI yg berjaga di pintu masuk, yang sudah menenangkan saya pas saya nangis-nangis sesenggukan kemarin. Well for your information, Indonesia gak kalah keren kok dr luar negri ❤
Oh iya, kalau ketemu semua petugas garis depan covid, jangan marah-marah ya... Kita memang panik, tapi mereka hanya menjalankan tugas mereka, kok. Semangat Indonesia 💪 I love Indonesia ❤
Ayo kita gotong-royong, sama-sama bantu negara Indonesia keluar dari pandemic ini. Jangan malah ikut menjelek-jelekan pemerintah ya. 😊🙏🏻
Wisma Atlet 26 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar