Sabtu, 03 Juli 2021

Jacob Salatun


Jacob Salatun (kelahiran di Banyumas, Jawa Tengah, 29 Mei 1927 – meninggal di Jakarta, 3 Februari 2012 pada umur 84 tahun) adalah malu seorang tokoh dirgantara Indonesia. Marsekal Muda TNI (Purn.) J. Salatun menjadi perencana berdirinya Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN).[1] dan menjadi Menteri Perindustrian Penerbangan pada Kabinet Dwikora III pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Pendidikan, profesi dan karir

J. Salatun mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Teknik Tinggi Surabaya dan Yogyakarta pada tahun 1944.[1] Kemudian pada 1945 dia bergabung dengan Tentara Zeni Pelajar dan melanjutkan dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan (yang kemudian menjadi TNI Angkatan Udara), disini dia menjabat sebagai kepala anggota propaganda dari 1946 sampai 1956.[1] Pada waktu menjadi tentara dalam TKR Jawatan Penerbangan pada ini dia merintis karirnya bersama dengan Wiweko Soepono dan Nurtanio Pringgoadisuryo.[2]

Pada tahun 1951 J. Salatun masuk Sekolah Ilmu Siasat AURI, dan berangkat ke New York, AS pada tahun 1952 untuk berupaya bisa di US Armed Forces Information School (Sekolah Informasi untuk Angkatan Udara AS di New York.[1] Sejak 1956-1968, J. Salatun menjabat sebagai Sekertaris Dewan Penerbangan/ Depanri dan menyelesaikan rencana berdirinya Lapan, yang kemudian dipimpinnya pada tahun 1971-1978.[1] J. Salatun juga menjadi Ketua seksi penerbangan, Komisi Istilah, Lembaga Bahasa & Kebiasaan departemen P & K pada tahun 1951-1966.[1]

Selain kegiatan pada anggota kedirgantaraan pada tahun 1956-1962 dia menjadi anggota Panitia Sensor Film.[1] Dia juga menjabat sebagai Sekretaris Gabungan kepala-Kepala Staf Kementrian Pertahanan pada tahun 1957-1962, serta menjadi Anggota MPRS pada 1960-1966 dan menjadi Anggota Dewan Perancang Nasional pada tahun 1962-1964.[1]

Pada 1963-1967 J. Salatun menjadi Wakil Ketua Proyek Pengembangan Roket Kartika I (1963-1967). Dia menjadi Project Officer Proyek Roket Ionosfer/ Angkasa Luar (1963-1967) dan disaat yang sama menjadi penasihat Ilmiah Menteri/ Panglima AU (1962-1965); Kepala Biro Riset MBAU (1966); Deputi Menteri Perindustrian Penerbangan (1966); Anggota DPR (1967-1968); Pembantu Pribadi KSAU anggota Riset, sejak 1979.

J. Salatun semakin mengukuhkan dirinya sebagai perintis anggota angkasa luar di Indonesia melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.[3]

Tulisan dan buku

Karya-karyanya ditengahnya adalah:

  • Ke Udara (1947)
  • Sejarah Penerbangan (1950)
  • Putra Angkasa (1954)
  • Menyingkap Rahasia Piring Terbang (1960)

 

Menyingkap Rahasia Piring Terbang (1960)

Dalam bukunya J. Satun minta bantuan Ahli Kebatinan untuk mengetahui
perbedaan antara Mahluk UFO dengan Manusia, dengan pertimbangan
penglihatan Sang Ahli tidak terpengaruh oleh jarak antara
planet bumi - planet UFO.

Berikut ini TJ (Tanya - Jawab) antara mereka.

T: Apa beda dasar Manusia dgn Mhl UFO
J: Manusia punya Emosi > dari Logika
   Mhl UFO Emosinya < 30% Logikanya > 70%, mereka tidak mengenal
   milik Pribadi semuanya milik Bersama. Bekerja saling melayani
   guna Kepentingan dan Kemajuan Bersama. Pertambahan penduduk
   bukan hasil kenikmatan seks tapi menjaga agar tidak punah
   seperti beberapa satwa di Bumi akibat keganasan sekelompok
   manusia Bumi.

T: Berapa jarak antara Planet Bumi - Planet UFO
J: Beberapa thn cahaya, so ilmu fisika mereka beda dengan di Bumi,
   Pesawat Induk UFO melampaui kecepatan cahaya yang tidak masuk
   akal menurut ilmu fisika di Bumi.

T: Kenapa mahluk UFO tidak mau kontak dengan manusia Bumi
J: Mereka berangapan Manusia Bumi berpenyakit Parah. Membangun
   tapi juga menghancurkan, menghibur tapi juga memfitnah.
   Mengadili sesama manusia dan menghakimi sesama manusia.  
   Melalui Nabi Musa Tuhan telah menyampaikan 10 Perintah Nya.
   Sangat sedikit manusia yang BERMANFAAT bagi sesamanya.
   Mahluk UFO semuanya BERMANFAAT bagi sesama mahluk UFO.
   
   Mahluk UFO takut KETULARAN penyakit Manusia tsb. diatas.

HARAPAN:
Semoga makin banyak Manusia yang BERMANFAAT bagi sesamanya.
Saling PEDULI, jauh dari PRASANGKA BURUK dan TEROR terhadap
sesamanya.

Semoga kita SADAR untuk berusaha mengurangi tingkat EMOSI
kita dan menambah tingkat LOGIKA kita agar tidak merugikan
sesama Manusia.
Amiin...

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar